Selasa, 05 Januari 2010

DARI HOMOSEKSUAL HINGGA HETEROSEKSUAL

RESENSI BUKU

Judul : Perempuan Semusim
Penulis : Amitri Dinar Sari
Penerbit : Ruas
Terbit : Desember, 2005
Tebal : 233 halaman


Buku yang berjudul lengkap “Perempuan Semusim (Kisah Nyata Metamorfosa Lesbian ke Heteroseksual) ini mengkisahkan kisah nyata dua orang perempuan yang saling mencintai. Percintaan sesama jenis ini pun dihadang dilema. Mana yang harus dipilih, cinta atau kehidupan pada umumnya? Haruskah jalan yang selalu dipilih oleh para pecinta sesama jenis adalah lari dari kenyataan hakiki dirinya dan memilih melepaskan hak hidupnya? Apakah ancaman palu godam sanksi sosial berupa tekanan, ejekan, dan pengucilan oleh masyarakat akan menakutkan dan mampu membuat para pecinta sejenis ini memilih memasuki kehidupan pada umumnya?

Buku karya Amitri Dinar Sari ini sangat menarik untuk dibaca karena buku ini berani menceritakan kisah nyata kehidupan cinta kaum lesbian di mana kisah lesbian masih jarang diungkap secara terang-terangan di Indonesia. Homoseksual masih seringkali dianggap sebagai sesuatu yang tabu, sesuatu yang dipungkiri keberadaannya, dan tak patut diperbincangkan di depan publik. Buku ini menceritakan sulitnya seorang lesbian mengungkapkan jati dirinya kepada masyarakat dan keluarganya dan konflik-konflik yang terjadi akibat pilihannya menjadi pecinta sesama jenis.

Ketakutan akan sanksi-sanksi sosial yang akan diterimanya jika identitasnya terkuak dan ketakutan jika keluarganya tidak bisa menerima orientasi seksualnya membuat kaum lesbian ini berpikir ulang mengenai jalan hidupnya. Entah karena kesadaran yang sepenuhnya dan jalan takdir atau hanya keterpaksaan semata, hingga seorang lesbian ini memilih untuk mencintai laki-laki saja. Jika metamorfosa ini hanya keterpaksaan semata, berarti tinggal menunggu waktu saja. Jika ada kesempatan dan jika masyarakat mulai bisa menoleransi, membuka ruang untuk kaum pecinta sesama jenis, dengan sangat mudahnya ia akan kembali menjadi seorang lesbian.

Tokoh utama dalam buku ini, kendati pada akhirnya memilih untuk membina hubungan dengan seorang laki-laki, toh pada kenyataannya, mantan kekasih sesama jenisnya tetap mengisi satu ruang di hatinya. Ruang yang tak bisa diganti oleh lelaki manapun. Sayangnya, buku ini masih belum menceritakan kisah lesbian ini secara mendalam. Buku ini hanya mengupas sisi kecil dari perjalanan hidup seorang lesbian, seakan-akan hanya permukaannya saja. Alangkah lebih menarik lagi bila buku ini menyajikan kisah secara mendalam berikut segala konfliknya.

Namun demikian, buku ini tetap menarik untuk dibaca karena banyak pelajaran hidup yang dapat diambil dari kisah ini. Apalagi bagi Anda yang bergerak di bidang psikologi atau sosiologi. Kisah dalam buku ini memang bertaut erat antara realitas yang ada di masyarakat dan kondisi psikis para pelakunya. Kisah ini bisa mengajari kita untuk lebih arif dalam menyikapi perbedaan-perbedaan dalam pilihan hidup orang lain. Realita homoseksual memang sering disikapi dengan banyak cara. Kendati para pecinta sesama jenis ialah kaum minoritas, menghujat mereka pun bukan solusi yang baik. Kisah dalam buku ini mungkin bisa menambah pemahaman para pembacanya akan kehidupan homoseksual. Bukan masalah setuju atau tidak setuju, tetapi sebatas memahami dan sebisa mungkin menghargai pilihan hidup masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar